30 January 2009

Menjadi Atasan Yang Melayani

Buang jauh-jauh kebiasaan memerintah anak buah seenaknya. Atasan juga mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan memuaskan kepada bawahannya.
Dulu, kebanyakan model kepemimpinan yang diterapkan adalah menempatkan bawahan sebagai sosok yang ditindas, dan diperintah seenaknya. Sekarang, model seperti itu sudah dianggap usang, karena hanya bisa mencapai target perusahaan dalam jangka pendek. Sebagai gantinya, kini banyak perusahaan yang mulai menerapkan model kepemimpinan pelayan atau servant leadership, yang memprioritaskan pemberdayaan karyawan sebagai 'tiket' untuk mencapai target dan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Jadikan partner
Sebenarnya, kepemimpinan pelayan bukanlah model baru. Konsep ini sudah diperkenalkan oleh Robert K.Greenleaf, seorang konsultan manajemen perusahaan AT&T di Amerika, sejak tahun 1970.
Dalam esainya yang berjudul The Servant as Leader, Greenleaf menekankan, bila seseorang ingin menjadi pemimpin yang efektif dan berhasil, ia harus lebih dulu memiliki motivasi dan hasrat yang besar untuk memenuhi kebutuhan orang lain (bawahan, atasan, dan pelanggan). Dalam hal ini, atasan harus mampu mendorong bawahan untuk mencapai potensi optimalnya Mengapa demikian?
Bawahan yang sudah berhasil mencapai potensi optimalnya akan bisa merasakan kepuasan bekerja, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan. Sehingga, mereka akan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan atau konsumen yang dilayani. Tentu saja hal ini akan menjadi nilai tambah perusahaan, karena efeknya membuat pelanggan menjadi loyal. Ujung-ujungnya, keun tungan finansial perusahaan akan meningkat.
Dalam esensinya, pemimpin pelayan menawarkan sebuah konsep kepemimpinan yang mencetak pemimpin lain (regenerasi) dan bukan hanya mencetak anak buah. Pemimpin pelayan berpikir bahwa pada waktunya nanti, ia akan menyerahkan jabatannya kepada pemimpin lain. Sehingga, ia harus mempersiapkan anak buahnya menjadi pemimpin masa depan. Karena itu, pemimpin pelayan memosisikan para bawahannya sebagai partner untuk mencapai tujuan bersama. Mereka juga diberi ruang yang bebas untuk mengembangkan potensi masing-masing.
Ada beberapa keterampilan kunci yang perlu dimiliki dan diasah seorang pemimpin untuk menjalankan kepemimpinar 'pelayan' yakni:
1. Peka membaca situasi (awareness) dan kemampuan untuk mendengarkan apa yang tersirat maupun tersurat dari kondisi yang dialami bawahan.
2. Empati dan kemampuan untuk membantu bawahan dengan solusi dan saran yang tepat (healing).
3. Kemampuan persuasif, yakni kemampuan meyakinkan bawahan untuk patuh pada aturan, tanpa bersifat memaksa.
4. Kemampuan konseptual,yakni kemampuan memimpin dan merumuskan visi bersama dan kemampuan untuk melihat akar permasalahan dan jalan keluarnya.
Agar tetap dihargaiSelain membekali diri dengan berbagai keterampilan di atas, Anda juga perlu 'merangkul' bawahan untuk mendukung kepemimpinan Anda. Tapi, ada kalanya saat Anda mencoba 'melayani' bawahan, mereka malah 'ngelunjak'. Nah, agar hal itu tidak terjadi, Anda dapat menerapkan langkah-langkah berikut ini:
1. Buatlah forum untuk mengomunikasikan dan mensosialisasikan kepada bawahan tentang keinginan Anda dalam memenuhi target. Seiring dengan itu Anda juga harus mengembangkan potensi mereka dan membuat mereka menjadi lebih profesional. Untuk tujuan itu, Anda harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengikuti berbagai pelatihan dan workshop. Selain itu, untuk memberikan kesempatan agar setiap bawahan memiliki keahlian yang sama, sebaiknya dilakukan rotasi kerja. Tapi, tidak semua kondisi perusahaan memungkinkan hal ini.
2. Bangunlah hubungan personal dengan semua bawahan. Kenali hal-hal yang bisa memotivasi kerja mereka. Galilah hal yang menjadi kebutuhan mereka. Jika memungkinkan, penuhi kebutuhan mereka untuk menunjang kinerja.
3. Jadwalkan waktu secara berkala untuk melakukan coaching (mengarahkan dan membimbing bawahan untuk berprestasi). Pada kesempatan ini Anda bisa sekaligus mencari tahu kemajuan masing-masing bawahan serta memberikan motivasi dan bantuan yang diperlukan untuk perkembangan mereka.
4. Terapkan open door policy, yakni dengan terbuka 'mengundang' bawahan untuk datang ke meja Anda sewaktu-waktu, jika memang dibutuhkan. Selain itu, tidak ada salahnya bila Anda secara proaktif meminta feedback dan masukan dari bawahan.
5. Untuk membangun kepercayaan (trust), yang merupakan kondisi penting untuk membangun kepemimpinan pelayan, Anda harus bisa menunjukkan teladan dan konsistensi antara kata dan perbuatan (Walk the Talk).

22 comments:

  1. Ass, emank benar sifat pemimpin harus begitu seperti yang diutarakan di atas. sebagai pemimpin juga harus meberikan contoh yang baik kepada bawahannya. contohnya : bila pemimpin sering datang kesiangan atau suka mangkir rapat maka bawahna menganggap bila pemimpin itu tidak ada maka dia merasa bebas karena tidak ada yang mengawasinya.
    Thanks.
    NAma : Adhie Subagia
    NPM: 20051450164
    Kelas : N
    MAta KUliah : Perkoperasian

    ReplyDelete
  2. Pak, kira=kira pembagian Satuan Acara KUliah. Kpn di kirimnya??
    soalnya bila di kirim sebelum hari sabtu besok saya bisa print dan fotocopy buat mahasiswa lainnya.
    makasih Banyak.
    dhiznet@yahoo.com

    ReplyDelete
  3. Sebagai atasan jangan terlalu melayani bawahan saja tapi harus ingat tugas atasan yang sebenarnya. Tidak semua bawahan harus dilayani, kalau terlalu sering dilayani bawahan itu menjadi malas, jika terlalu memerintah bawahan terlalu mendapatkan tekanan dalam bekerja.Jadi menurut saya, atasan perlu tahu kapan dan di mana saat melayani bawahan dan saat memerintah bawahan. Misalnya, pada saat atasan mengadakan rapat dengan petinggi perusahaan, apakah atasan harus melayani bawahan juga, bagaimana dengan hasil rapat nya?

    Nama : Khaerunnisa
    NPM : 20051450153
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  4. seorang atasan harus bersikap bijaksana, hilangkan sifat memerintah atau memanfaatkan nak buah sebagai pesuruh, karna keberhasilan karyawan adlh kunci keberhasilan perusahaan.pemimpin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menunjukkan kreatifitas agar dapat dipromosikan di jbatan yang lebih baik.otomatis semakin kompetens karyawan, semakin menguntangkan perusahaan, terkadang model kepemimpinan pelayn disalah arty kan oleh para karyawan,mereka mengambil kesempatan untuk sntai dalam mengerjakan semua tugas yang jd kwjibannya. jadi menurut saya, model kepemimpinan pelayan dapat merugikan perusahaan, santai boleh dan melayani karyawan boleh tpi sadar akan waktu dan tugas- tugas yang mesti dikerjakan.
    Nama: laila sakinah
    NPM: 20051450090
    kelas; N
    MK: perkopersian

    ReplyDelete
  5. pada dasarnya kepemimpinan seperti itulah yang memang harus diterapkan dalam sebuah perusahaan dimana seorang pemimpin dapat memberikan motivasi kerja kepada bawahannya sehingga target atau pencapaian keuntungan dalam perusahaan dapat tercapai, namun hal ini dapat terlaksana hanya dalam lingkup atau cakupan dalam sebuah perusahaan saja, tetapi dalam lingkup sistem pemerintahan hal ini belum dapat terlaksana dimana sistem hirarki kekuasaan masih kuat
    nama : Rini Nuraeni
    NPM : 200614570099
    kelas: N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  6. setuju, Dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan diukur dari sejauhmana kinerja dari bawahan (karyawan), tanpa adanya bawahan yang menjalankan suatu sistem yang dibuat, maka perusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Seorang atasan harus dapat memposisikan diri dimana ia berada, dapat memberikan motivasi dan semangat kepada bawahan. Maka dari itu, perlu adanya kerjasama yang erat antara atasan dengan bawahan sehingga membentuk suatu tim yang solid dalam membangun perusahaan.

    Nama : Noefi apriyaningrum
    NPM : 20051450125
    Kelas : N
    MK : perkoperasian

    ReplyDelete
  7. Ya, sebagai pemimpin selain memberikan tugas-tugas kepada bawahan pemimpin juga harus selalu memberikan perhatian kepada bawahan karena bawahan lah yang membuat pemimpin bisa menuang sukses karena pekerja bawahan melakukan pekerjaannya dengan baik dan tanggung jawab. seperti halnya manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. begitu juga dengan atasan bila tidak ada bawahan bagaimana perusahaan bisa berjalan dengan baik.

    Nama : Dwi Kartini Subekti
    NPM : 20051450095
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  8. ass.. saya setuju, menurut saya apa yang di katakan oleh Bp. sangat membangun jiwa dari seorang pemimpin yang bijaksana. karena bagi saya hubungan antara atasan dengan bawahannya haruslah terjalin dengan baik, agar nantinya hubungan timbal balik yang terjadi dalam suatu perusahaan akan seimbang. Dan dengan sendirinya seorang bawahan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan yang di pimpin oleh pemimpin yang adil dan bijaksana.oleh karena itu, pimpinan dan bawahan nantinya akan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Dan hubungan atau sikap yang seperti inilah yang akan menguntungkan sebuah perusahaan.
    Nama : Siti Nurmala
    NPM : 2005 1450 128
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  9. Ass!!!
    Pak saya punya kasus. saya memiliki manajer yang kurang respon sama bawahannya.dia menganggap bahwa dia selalu benar.padahal menurut saya dan teman-teman saya dia sudah melakukan kesalahan.apabila teman-teman saya mengeluh masalah pekerjaannya,dia bukannya memberikan motivasi tetapi malah menyalahi teman saya.Sekarang teman-teman saya kurang merespon apabila manajer sedang melakukan pengarahan
    Yang saya mau tanyakan:
    Apa sistem kepemimpinan manajer saya itu benar?
    Apa yang harus saya lakukan agar teman-teman bisa merespon lagi perkataan manajernya?
    Apa akibatnya kalau seorang pemimpin sudah tidak direspon lagi oleh bawahannya?
    Terimakasih dan mohon jawabannya
    septa86@yahoo.com
    Nama : Septa Wati
    NPM : 20051450010
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  10. Dilihat secara teoritis emang apa yg bapak sampaikan adalah keidealan hubungan antara pemimpin dan yg dipimpin juga hal itu yg seharusnya dilakukan seorang pemimpin namun tak lepas juga harus kita sadari bahwa kondisi struktural masyarakat kita sangatlah beragam dengan kemajemukan sifat dan karakteristik pribadi masing-masing dimana pada umumnya pimpinan itu cenderung arogansi dan memandang rendah bawahan atau dgn menganggap bahwa bawahan adalah jembatan saja bagi dia untuk menuju kesuksesan, sebaliknya sebagai bawahan umumnya cenderung mencari keenakan dirinya tanpa menyadari siapa sebenarnya dirinya itu. Krisis kepercayaan sudah berakar di negara kita.
    Kalo dilihat dari sudut pandang pimpinan bahwa Seni Memimpin itu beraneka ragam tergantung pribadi dan karakter yg terbentuk masing-masing individu walau dgn maksud dan tujuan yg sama.
    Kalo dilihat dari sudut pandang bawahan...semua Bawahan pingin kerja enak, gaji besar, mempunyai pimpinan yg mengerti kemauan dan kebutuhaan bawahan, ya.. kalau bisa bagaimana kalau gantian posisi biar bisa sama-sama merasakan.
    Nama : Reniana Maryanti
    NPM : 200714570011
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  11. Pak maaf ini email saya :
    Nama : Reniana Maryanti
    NPM : 200714570011
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian
    Email : reniana_rere@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  12. Ya, sebagai atasan banyak sekali sifat2 atasan yang harus dihilangkan seperti otoriter, menganggap bawahan sebagai pekerja yang bisa di suruh2 karena Ia merasa yang berkuasa. oleh sebab itu bila di suatu perusahaan ingin bertahan atasan harus menganggap anak buahnya sebagai teman dan lebih baiknya bisa melayani dan mengayomi anak buahnya atau pegawainya

    Nama : M. Arif Kurniawan
    NPM: 20051450106
    Kelas : N
    MK. Perkoperasian

    ReplyDelete
  13. Sebagai atasan banyak sekali sifat-sifat yang bisa membuat betah pegawainya. dengan bersikap baik dan perhatian terhadap keadaan bawahan maka seorang atasan bisa di hormati dengan anak buahnya dengan begitu timbul keselarasan dalam bekerja sehingga target-target perusahaan bisa diatasi

    Nama : Bambang Triyono
    NPM : 20051450107
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian.

    ReplyDelete
  14. Atasan adalah seorang panutan bagi para karyawan atau pegawainya maka dalam hal ini atasan harus mempunyai sifat yang bisa membuat para pegawainya betah sehingga terjadi kesinambungan dalam pekerjaan di dalam kantor maupun di luar kantor. sehingga di luar kerja tak ada rasa janggung antara atasan dengan bawahan.

    Nama : Zulkarnaen Hafiz
    NPM : 20051450228
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian.

    ReplyDelete
  15. Atasan sebagai orang yang dihormati dan dipercaya oleh bawahn untuk bisa nemberikan sikap yang baik kepada bawahannya sehingga bawahan merasa nyaman dikantor. dengan ini perusahaan bisa mendapat keuntungan karena terjadi keselarasan antara atsan dengan bawahan


    Nama : Setio Edi Wibowo
    NPM : 20051450228
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian.

    ReplyDelete
  16. Ass, memang sebagai atasan dalam dilayani bawahan atasan juga harus melayani. dalam hal ini terjadi timbal balik sehingga munculny keselarasan dalam pekerjaan untuk mencapai tujuan yang selaras dan seperjuanga untuk membangun perusahaan dengan baik serta bertanggung jawab.

    Nama : Arif Wibowo
    NPM : 20041450063
    Kelas : N
    MK : Perkoperasian.

    ReplyDelete
  17. Gaya kepemimpinan memang ada beberapa antara lain otoriter dan demokrasi. Semua gaya kepemimpinan memang sangat berguna bagi kemajuan perusahaan, Tapi Penerapan gaya kepemimpinan harus disesuaikan dengan waktu dan kondisi. Masing-masing gaya kepemimpinan memiliki baik dan buruk. Sehingga seorang pemimpin harus mampu menerapkan kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi perusahaan maupun karyawan. itulah mengapa seorang pemimpin hasus mampu memahami seluruh kondisi perusahaan termasuk karyawan. dengan demikian akan terbentuk budaya kerja yang produktif.

    Nama : Muhammad Fahrudin
    NPM : 200814500158
    Kelas : N
    Smt : II
    MK : Manajemen Umum

    ReplyDelete
  18. Pada dasarnya, memang sudah seharusnya seorang pemimpin harus mampu memberikan pengaruh yang baik untuk karyawannya. Seorang pemimpin harus bisa memberikan pelajaran yang baik kebawahannya juga. Bersikap menghargai, tidak arogan, bersahabat dan tidak sebaliknya. Tetapi, pada kenyataannya tidak sedikit seorang pemimpin yang mempunyai kedudukan berlaku seenaknya, memberikan pelajaran yang buruk terhadap karyawannya yang akhirnya membentuk atau mempengaruhi karakteristik para karyawannya. Dengan istilah “Siapa yang menciptakannya dan siapa juga meninikmati hasilnya”. Seorang pemimpin juga sering tidak menghargai hasil kerja karyawannya padahal karyawan-karyawan tersebut telah memberikan loyalitasnya ke perusahaan. Ada karyawan yang pada posisi tersebut merasa tidak bisa bekerja sama kembali dengan perusahaan tetapi tidak sedikit juga yang tidak memperdulikannya karena mereka menyukai pekerjaannya. Dihargai atau tidak dihargai tidak terlalu memberikan pengaruh yang berarti dan yang terpenting adalah mereka sudah memberikan nilai prestisios tersendiri untuk pribadinya tanpa harus memperdulikan apa pemimpinnya akan berterima kasih atau memberikan reward tertentu.

    Seperti yang ditulis oleh Dosen saya ini, memang sudah semestinya seorang pemimpin memberikan pelajaran yang positif untuk bawahannya. Memposisikan bawahan sebagai partner untuk membangun perusahaan yang lebih baik dengan begitu para karyawan akan merasa dihargai dan akan memberikan loyalitas dan kontribusi yang besar untuk perusahaan yang pada akhirnya memberikan keuntungan financial besar juga untuk perusahaan.

    Nama : Mega Dwieta Ananda
    NPM : 200814500149
    Kelas : N
    Smt : II
    MK : Manajemen Umum

    ReplyDelete
  19. sbg atasan hrs bisa berinteraksi dgn bawahannya lebih baik dlm pekerjaan sprti membimbing dan tdk segan2 memberikan appreciate kpd karyawannya yg berprestasi.Kita sbg bawahan yg sudah diperhatikan oleh atasannya hrs disiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

    nama : mega rina
    NPM : 20051450122
    kls : N
    smstr : 8
    MK : Perkoperasian

    ReplyDelete
  20. saya setuju pak bahwa seorang pemimpin harus bisa bekerjasama dengan karyawannya,maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman dengan begitu bawahan akan merasa sangat dihargai posisinya dan akan lebih giat dalam bekerja dan akhirnya memberi keuntungan pada perusahaan.namun pada kenyataannya masih banyak pemimpin yang belum menyadari hal tersebut, lebih menjadi pemimpin yang otoriter/ saklek dan berprinsip bahwa atasan selalu benar tanpa memberi kesempatan pada bawahannya untuk berpendapat.tapi gak dipungkiri juga banyak bawahan yang justru memanfaatkan sikap pemimpin yang melayani...untuk itu seorang pemimpin harus tegas dan bisa memposisikan dirinya dalam berbagai situasi ada saatnya kita melayani bawahan tetapi ada saatnya juga untuk tegas / kurang mengenal kompromi saat menghadapi masalah ....

    nama : Cici Sri Rahayu
    NPM : 200814500233
    KLs : O
    Smstr: II
    MK : Manajemen Umum

    ReplyDelete
  21. ASS saya setuju dengan pendapat bapak syahrudi karena sebagai atasan harus selalu bersikap bijak sana terhadap bawahannya,atasan harus bisa memberikan ke bebasan berpendapat bagi karyawannya.karena perusahaan tidak akan bisa berkembang tanpa adanya karyawan...

    ReplyDelete
  22. Nama:Eni oktafia
    Npm:200914500127
    Kls:A
    Smster:1
    MK:PEND.EKONOMI

    ReplyDelete